VISI MISI


VISI, MISI TUJUAN DAN STRATEGI SERTA KEBIKJAKAN

 Visi dan Misi SKPD
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana instansi pemerintahan harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat senantiasa eksis, antisipatif, inovatif serta produkif. Visi tidak lain adalah satu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan dan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh Kecamatan Cikajang. Adapun Visi dimaksud dijabarkan sebagai berikut “Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Pelayanan Terpadu yang Prima di Kecamatan Cikajang”.
Visi tersebut dilatarbelakangi perubahan paradigma dan kedudukan Kecamatan sebagai salah satu SKPD  yang mempunyai teritorial dan merupakan institusi terdekat dengan masyarakat (Front Line Publik Service), selain berdasarkan pelimpahan sebagian kewewenangan yang diberikan dari Bupati kepada Camat, meliputi aspek perijinan, koordinasi, pembinaan, pengawasan, fasilitasi, penetapan dan penyelenggaraan.
Visi Kecamatan Cikajang sebagaimana tersebut di atas mengandung makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan  senantiasa memelihara dan meningkatkan kapasitas, fungsi serta peran Kecamatan dalam pelayanan public yang berorientasi pada kepuasan masyarakat dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip good governance, good excellent and good service.
Guna mewujudkan dan merealisasikan Visi tersebut di atas, maka ditetapkan Misi Kecamatan Cikajang sebagai berikut :
1.    Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih
2.    Mewujudkan Pelayanan Publik yang Efektif, Efisien, Transparan dan Akuntabel;
3.    Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur;
4.    Mewujudakan Sarana dan Prasarana Pelayanan Publik yang Memadai.

 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan strategis yang akan dicapai oleh Kecamatan Cikajang adalah sebagai berikut :
a.    Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih
b.    Terselenggaranya pelayan publik yang efektif, efisien, mudah dan transparan serta akuntabel;
c.    Terwujudnya Sumber Daya Aparatur yang memiliki kualitas dan kapasitas yag memadai
d.    Terwujudnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang memadai
Adapun sasaran strategis tahun 2014 yang akan dicapai adalah sebagai berikut :
Sasaran 1
Meningkatkan peran Kecamatan sebagai institusi/SKPD pelayanan public terdepan yang didukung dengan SDM dan Sarana serta Prasarana yang memadai
Tujuan     : Mengembangkan informasi pelayanan public, kapasitas sumber daya aparatur dan peningkatan sarana prasarana pelayanan guna mempermudah akses masyarakat terhadap hasil pelayanan
Sasaran : Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur, sarana prasarana
Indicator   :
-       Kemampuan aparatur dalam melaksanakan pelayanan prima
-       Kemampuan aparatur dalam operasionalisasi teknologi/computer
-       Terpenuhiya sarana dan prasarana aparatur dan pelayanan
-       Tempat pelayanan public yang representatif
Sasaran 2
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan secara umum dan memberikan kepuasan terhadap masyarakat atas pelayanan public yang diberikan.
Tujuan     : Mengembangkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik, termasuk akuntabilitas pelayanan
Sasaran : Meningkatkan sistem dan kapasitas sumber daya aparatur mengenai tata kelola administrasi pemerintahan umum
Indicator   :
-       Kemampuan aparatur dalam melaksanakan tata kelola administrasi pemerintahan umum
-       Kemampuan aparatur alam operasionalisasi teknologi/computer
-       Kualitas dan akuntabilitas admnistrasi pemerintahan umum
-       Kualitas hasil pelayanan public

 Strategi dan Kebijakan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, maka dirumuskan beberapa strategi dan kebijakan sebagai berikut :
Strategi :
a.    Meningkatkan kapasitas aparatur
b.    Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana serta prasarana
c.    Meningkatkan penyebaran informasi pelayanan kecamatan
d.    Meningkatkan pengawasan dan pembinaan administrasi kecamatan
e.    Meningkatkan tata kelola admnistrasi kecamatan dengan berbasis pada teknologi informasi
Kebijakan :
1.    Peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya aparatur
2.    Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
3.    Peningkatan penyebarluasan informasi pelayanan kecamatan
4.    Peningkatan Pengawasan Administrasi kecamatan
5.    Peningkatan tata kelola administrasi berbasis teknologi informasi


Sejarah



SELAYANG PANDANG KECAMATAN CIKAJANG
KABUPATEN GARUT

I.      PENDAHULUAN

“ Selayang Pandang “ Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut, kami susun dalam bentuk buku ini, yang menguraikan serba singkat tentang Kecamatan Cikajang yang meliputi; asal – usul nama “ CIKAJANG “, letak geografisnya, alam dan iklim serta perkembangan dan lain-lain.
Meskipun hanya Selayang Pandang “, uraian ini kiranya diharapkan dapat dimanfaatkan bagi selurh lapisan masyarakat, terutama generasi penerus pembangunan dalam arti luas, agar mereka dapat memahami keadaan daerahnya, sedikit banyak dapat memberikan penjelasan kepada pihak lain yang memerlukan. Dilain pihak akan dijadikan bahan bagi Dinas/Instansi terkait sebagai unsur perencana, pelaksana dan motifator pembangunan bersama masyarakat, akan dapat melaksanakan serta meneruskan upaya Pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

II.   ASAL USUL CIKAJANG

A.      Pembangun / Pemubuka Tempat.
Alkisah  seorang pengembara, penyebar agama Islam berasal dari Cirebon bersama “ Mbah Nurbain “ beserta anaknya Mbah Niem, Mbah Ukus, Mbah Bongkok, Mbah Cugur Muda, Mbah Rangga Wedana, Mbah Jaya Kusumah dan Mbah Jaya Sakti. Atas tugas untuk menyebarkan agama Islam di Garut bagian Selatan sambil mengembangkan pertanian, peternakan dan perikanan, membuat saluran air dari kampung Dano sampai dengan Kampung Pabrik yang hingga sekarang masih dimanfaatkan. Dari tokoh-tokoh tersebut di atas, daerah yang sekarang disebut Cikajang dikembangkan dikembangkan sehingga menjadi suatu daerah pemukiman dan pertanian yang subur. Tokoh-tokoh tersebut masing-masing dimakamkan secara terpisah sesuai dengan daerah pemukimannya yaitu :
-  Mbah Nubain                          :  di   Kampung   Cikurai   sekarang   Desa   Barusuda
                                                      Kecamatan Cigedug.
-  Mbah Niem                             :  di   Belakang   Cisarungga   Kampung    Cisatungga 
                                                      Desa Cibodas Kecamatan Cikajang.
-  Mbah Ukus                             :  di Pulo Hulu Sungai ( Cikajang sekarang )
-  Mbah Bongkos                       :  di Gunung Kukus bersama Mbah Dalem Cugur   
                                                                  dan Mbah Rangga Wedana
-  Mbah Dalem Jaya Sakti          :  di Gunung Jaya
            -  Mbah Dalem Jaya Kusumah   :  di Desa Mekarjaya / Girijaya      

     B.    Asal Usul Nama Tempat
1.     Menurut cerita orang-orang tua, di lembah (lengkop) terdapat sebuah sungai besar yang merupakan telaga (konon ceritanya sekarang letak sungai besar tersebut anatar Pulo sampai dengan Areng), dimana hilir mudiknya masyarakat melewati sungai tersebut menggunakan 2 (dua) perahu yang disatukan menyurapai rakit dan pakai tutup, yang disebut KAJANG. Sungai dalam bahasa Sunda disebut CI – sehingga terkenal daerah ini hingga sekarang CIKAJANG.
Suatu bukti bahwa terdapat adanya sungai besar adalah terkenal nama Kampung Cikajang Peuntas.
2.     Konon cerita lain dari orang-orang tua, bahwa pada alur sungai yang disebutkan di atas pada mulanya padi tumbuh baik, hasil panennya sangat menggembirakan. Namun suatu saat Mbah Nurbain, Seba ke Sultan Cirebon yang dibawa bukan padi hasil panen yang ditanam, namun pada asal turiang (tunggul yang tumbuh padi) tentu kwalitas yang tidak baik. Saat itu terjadi sapa “ di Kampung tempatmu sebenarnya bukan ajangnya menanam padi. Sejak saat itu padi tumbuh tapi tidak menghasilkan (hampa), namun jangan khawatir bahwa nanti tempatmu akan jadi ajang pendatang yang dapat memberikan rizki, membawa berbagai hasil panen ”.
Sehingga tempat ini diambil dari kata CI = Sungai dan Ajang tempatnya Pendatang. Selanjutnya menjadi Cikajang yang akhirnya terkenal CIKAJANG.

Catatan   :

1.      Hingga saat ini padi tetap tidak menghasilkan buah (hampa), sekarang merupakan pertanian lahan kering.
2.      Ajang pendatang, para pedagang/ pembeli baik partai besar atau kecil berupa hasil-hasil dari berbagai daerah yang kita kenal sekarang istilah Kota Transit  arus lalu lintas / barang antara Garut Selatan ke Garut selanjutnya Bandung/Jakarta dan sebaliknya merupakan fasilitas kebutuhan Garut Selatan.
3.      Uga = “ kalau di Cisarungga telah menjadi ramai suatu tanda Cikajang akan berkembang meluas “.
Hal itu terbukti dimana Cisarungga dijadikan lokasi Pasar dan Terminal, selanjutnya dengan adanya jalan Cibodas – Simpang akan membuka lahan perluasan Kota Cikajang masa datang.   



II.        PERTUMBUHAN PEMERINTAHAN KECAMATAN CIKAJANG
          Wilayah Kecamatan Cikajang yang sekarang, menurut sejarah pertumbuhannya tidak terlepas pula dari pertumbuhan Kabupaten Garut. Dimana Kabupaten Garut merupakan Wilayah Urban dari penggabungan distrik-distrik dari 4 (empat) Kabupaten yaitu Bandung, Sumedang, Limbangan dan Tasikmalaya (Sukapura).



Pada tahun 1813 salah satu Wilayah Kewedanaan/Distrik yaitu Kewedanaan Batuwangi yang berkedudukan di Banjarwangi adalah salah satu Kewedanaan dari Kabupaten Sukapura (Tasikmalaya) di gabungkan ke Kabupaten Garut, meliputi Kecamatan Singajaya dan Batuwangi.

Stelah Wilayah ini berada dalam Wilayah Kabupaten Garut, Kewedanaan Batuwangi ini dihapuskan serta Kecamatan Batuwangi digabungkan termasuk ke Wilayah Kewedanaan Cikajang. Pada tahun 1935 Kecamatan Batuwangi dihapuskan, desa-desa digabungkan ke Kecamatan Singajaya dan Cikajang sehingga Kecamatan Cikajang, Kewedanaan Cikajang meliputi desa-desanya :


1.      Desa Cikajang;
2.      Desa Cihideung (Cikandang);
3.      Desa Dangiang          
4.      Desa Banjarwangi
5.      Desa Wangunjaya
  dengan luas areal  + 23.507,455 Ha.
Terdiri dari  :
-      Darat  +  22.03,405 Ha.
-      Sawah + 1.470.,000 Ha.

Pada tahun 1957 Kecamatan Cikajang membentuk perwakilan Kecamatan dengan status Kemantren Banjarwangi, keadaan ini berlangsung sampai dengan tahun 1959 Kemantren ini dihapuskan.

Perkembangan dari pertumbuhan penduduk Desa-desa di Wilayah Kecamatan Cikajang semakin pesat dan menuntut pelayanan dan pembinaan kemasyarakatan yang efektif sebagaimana sebagaimana UU Nomor 5 Tahun 1979. Oleh karena itu, Tahun 1979 sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor  4 Tahun 1971 tentang Pembentukan, Pemecahan, Penyaruan dan Penghapusan Desa, di Kecamatan Cikajang terjadi pemekaran Desa sehingga desa-desa berkembang sebagai berikut :

1.      Desa Cikajang
2.      Desa Mekarsari
3.      Desa Cikandang
4.      Desa Cibodas
5.      Desa Mekarjaya
6.      Desa Girijaya
7.      Desa Simpang
8.      Desa Cipangramatan
9.      Desa Banjarwangi
10.  Desa Talagasari
11.  Desa Bojong
12.  Desa Dangiang
13.  Desa Padahurip
14.      Desa Kadongdong 
15.      Desa Wangunjaya 
16.     Desa Tanjung Jaya

Pada Tahun 1975 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 215/A/I/2/SK/75 tanggal 19 Juli 1975 dibentuk kembali Kemantren Banjarwangi, dengan desa-desanya adalah :
 
1.      Desa Banjarwangi
2.      Desa Talagasari
3.      Desa Bojong
4.      Desa Dangiang
5.      Desa Padahurip
6.      Desa Kadongdong
7.      Desa Wangunjaya
8.      Desa Tanjung Jaya.

Pada tanggal ………………… sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor …………….. tanggal ………………… tentang peningkatan status Kemantren Banjarwangi menjadi Kecamatan Banjarwangi dengan Camatnya yang pertama R. TALKANDA KARTAWIRYA, BA.
Selanjutnya Kecamatan Cikajang hanya meliputi beberapa desa dianataranya mengalami pemekaran desa, sehingga desa-desanya menjadi 11 Desa, yaitu :
1.      Desa Cikajang
2.      Desa Mekarsari
3.      Desa Cikandang
4.      Desa Cibodas
5.      Desa Mekarjaya
6.      Desa Girijaya
7.      Desa Simpang
8.      Desa Cipangramatan
9.      Desa Giriawas
10.  Desa Padasuka
11.  Desa Margamulya.
12.  Desa Karamatwangi

Dengan Camatnya yang pertama yaitu  :

NO
NAMA
TAHUN
1
UMAR
1950-1954
2
RAHMAT
1954-1958
3
RUNADI
1958-1962
4
HADIONO
1962-1965
5
DIDI HUDIAT
1965-1967
6
KODIR
1967-1970
7
SUDIRMAN
1970-1973
8
Rd. SOEPARDAN
1973-1978
9
R. ATJE ABDULAH
1978-1980
10
Rd. A. FATTAH
1980-1982
11
Drs. SURYANA W
1982-1985
12
Drs. RAHMAN R
1985-1988
13
H. YADI KUSMAYADI, BA
1988-1993
14
H. IMAN ALI RAHMAN, SH
1993-1993
15
Drs. KUSNAENI, BA
1993-1997
16
D A H L A N
1997-2000
17
KARYONO YACOB, BA
2000-2001
18
Drs. H. BUHANUDIN AFIF, M.Si
2001-2003
19
DEDE SOLIHIN,S.Sos
2003-2004
20
Drs. DADI DJAKARIA, M.Si
2004-2008
21
UNDANG SARIPUDIN,S.Sos,M.Si
2008-2012
22
GANDA PERMANA, S.Sos
Tahun 2012-Sekarang 




                                                                                                                                       a.kusnadi